Uzone.id-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Indonesia kembali memblokir Tumblr karena alasan pornografi. Pemblokiran karena laporan masyarakat mengenai konten bernuansa pornografi di platform media sosial ini.
Keputusan Kemenkominfo tentu menuai banyak kontroversi. Namun, terlepas dari itu, pornografi memang merupakan hal negatif yang dapat mengganggu kehidupan dan psikis kamu.
Secara lebih detail, Tara de Thouars, BA, M.Psi, psikolog klinis di klinik Lighthouse, Jakarta Selatan, memaparkan tentang beberapa dampak negatif yang akan terjadi pada kamu yang gemar mengakses konten pornografi. Apa saja dampak tersebut?
Akan mengulanginya terus-menerus
Orang yang suka pada konten pornografi masuk dalam kategori kecanduan, jika paling tidak dalam sehari mengakses konten, atau bahkan lebih dari satu kali dalam sehari secara konsisten. Menurut tara, ciri lain dari orang yang sudah kecanduan pornografi yaitu memprioritaskan untuk mengakses konten pornografi daripada hal lainnya yang lebih penting.
“Mereka juga memiliki perasaan resah, marah, dan irritated jika tidak bisa mengaksesnya,” ujar Tara kepada Uzone.id.
Jadi, dampak pertama yang mungkin terjadi, yaitu kecanduan pornografi sama seperti narkoba yang menimbulkan perasaan bahagia dan excitement, sehingga orang akan mengulanginya.
Sulit konsentrasi
Konten negatif pornografi akan membuat orang sulit untuk mengalihkan pikirannya dari konten tersebut. Akibatnya, sulit konsentrasi dan tidak bisa fokus.
Kegiatan harian terbengkalai
Kegiatan harian terbengkalai dan dapat menimbulkan efek depresi, karena orang yang kecanduan pornografi seringkali ingin berhenti, namun sulit. “Contohnya, di sekolah, saat kuliah, atau ketika kerja tidak bisa konsentrasi,” ujar Tara.
Muncul rasa bersalah
Menimbulkan perasaan bersalah yang sangat tinggi, terutama dalam ajaran norma agama. Sehingga hal ini akan memicu stres. Orang yang kecanduan pornografi juga akan melihat diri buruk dan ada kemungkinan menjadi depresi.
Untuk mengatasi kecanduan pornografi, kamu membutuhkan komitmen besar untuk dapat berhenti. Kamu bisa mulai dari mengurangi atau stop total. “Selain itu, perlu menyalurkannya ke kegiatan lain yang berarti, terutama olahraga. Terapi adiksi dengan psikolog atau konselor juga diperlukan,” ujar Tara.