
Peneliti di University of Albany in New York, Amerika Serikat, menganggap logis ngidam yang dialami oleh ibu hamil. Ngidam adalah cara tubuh memberi tahu apa yang dibutuhkan. Namun penelitian menunjukkan memenuhi keinginan saat ngidam berdampak buruk.
Semakin sering wanita menuruti ngidamnya, akan semakin berisiko menambah berat badan saat kehamilan. Hal ini berhubungan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bertambahnya berat badan saat kehamilan akan mempersulit saat menurunkannya setelah melahirkan.
Para ahli menyebutkan meningkatnya berat badan saat hamil adalah kontribusi terbesar berat badan setelah melahirkan. Namun penelitian menemukan 40-60 persen wanita meningkat berat badannya saat hamil.
“Sekitar 50-90 persen wanita di Amerika mengalami ngidam dan mengikutinya saat hamil,” kata Natalia Orloff, peneliti dari University of Albany, New York.
Orloff dan timnya bertanya kepada dua kelompok wanita hamil—43 persen direkrut secara online, 40 persen lagi direkrut di rumah sakit—dalam sebuah survei tentang pengalaman ngidamnya. Koresponden dalam penelitian ini berusia serupa, yakni 31 tahun pada grup online dan 30 tahun pada grup rumah sakit.
Survei yang diisi per trisemester ini juga termasuk seberapa sering mereka ngidam empat kategori makanan dan seberapa sering mereka menurutinya. Empat kategori tersebut adalah makanan manis, karbohidrat dan tepung, makanan cepat saji, serta makanan tinggi lemak.
Peneliti kemudian menghitung indeks massa tubuh menggunakan tinggi dan berat awal hamil. Kemudian menentukan kenaikan berat tubuh yang wajar saat hamil.
“Ngidam makanan manis dan cepat saji adalah yang paling umum dan mereka mengaku paling sering menuruti dua makanan tersebut,” ujar Orloff.
Makanan yang paling sering diinginkan saat ngidam adalah cokelat, piza, biskuit, dan es krim. Penelitian ini menunjukkan, semakin sering wanita ngidam, semakin sering pula mereka menurutinya.
Penelitian tersebut juga menunjukkan strategi untuk mengalihkan perhatian wanita hamil dari ngidamnya. Salah satunya adalah memikirkan kegiatan favorit atau bermain permainan yang butuh konsentrasi.
LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI
Berita Terkait: