Dijadwalkan pehobi bersepeda dunia anggota Gran Fondo New York menjelajahi 180 kilometer rute di Lombok, 2 Oktober 2016.
TEMPO.CO, Mataram -Lombok akan dijadikan destinasi wisata bersepeda dunia. Menyusul seringkali diadakannya kegiatan bersepeda Lombok Audax, dijadwalkan pehobi bersepeda dunia anggota Gran Fondo New York menjelajahi 180 kilometer rute di Lombok, 2 Oktober 2016.
Kegiatan para penghobi bersepeda dunia, saat ini sudah mendaftar 500 orang dari 29 negara, dari target 1.000 orang peserta GFNY Indonesia, terdiri 180 kilometer adu cepat dan 80 kilometer tanpa lomba . “Ini pertama kalinya di Indonesia,” kata Team Leader GFNY Indonesia Tenne Permatasari kepada Tempo, Rabu 15 Juni 2016.
Sebelumnya, Perkumpulan Audax Indonesia telah menyelenggarakan belasan kali bersepeda oleh para penggemar sepeda tersebut.
Rute yang disiapkan dari kawasan wisata Senggigi melintasi kawasan wisata alam di sepanjang pantai Lombok Barat hingga Sekotong memutar ke kawasan pantai Nambung Lombok Tengah berbelok balik ke Mataram melintasi tanjakan dan turunan antara lain Pusuk, Pantai Nipah dan pantai Malimbu.
Perkumpulan Audax Indonesia disebutkan oleh Tenne Permatasari, menyiapkan pembiayaan hingga Rp 5 miliar yang berasal dari kalangan swasta. Biaya tersebut dinilai lebih rendah dibandingkan jika dilakukan tur bersepeda di Flores yang memerlukan hingga Rp 30 miliar. “Kami menghimpun sponsor,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan kegiatan bersepeda oleh orang asing ini akan dijadikan sebagai kegiatan wisata baru di Lombok. “Ya wisata sport. Lombok bisa dijadikan cycling island,” ucapnya. Setiap peserta diperhitungkan diserta 2-3 orang anggota keluarganya masing-masing.
Juga sedang dijadwalkan penyelenggaraan lomba lari Rinjani 100 yang juga pesertanya orag asing, 29-31 Juli 2016. Kemudian, Ikatan Motor Indonesia (IMI) menyiapkan Auto Wisata Rally Nasional mengelilingi obyek wisata, akhir Oktober 2016. “Sebagai kompetisi nasional antar IMI se Indonesia,” kata Ketua IMI NTB Muhammad Nur Haedin yang juga sekretaris Dewan Pengawas Pengurus Pusat IMI.
SUPRIYANTHO KHAFID
Berita Terkait: